Halaman

Translate

Rabu, 26 September 2012

The Romance



Romansa Seorang Santri
Hari yang melelahkan ketika mengikuti kegiatan pondok setiap hari. Mulai dari bangun subuh hingga sore menjelang tanpa sekat untuk berbuat suatu keburukan tapi inilah jalan hidup yang telah kupilih awal sebelum memulainya. Sore dengan panasnya yang khas, aku duduk – duduk sambil melihat suasana pondok dan seseduh kopi didekatku tak terasa aku telah empat tahun menjalani di pondokku tercinta ini, sungguh apa yang aku peroleh aku pun tidak tahu… tapi satu hal yang aku tahu yaitu berusaha menjadi baik dan membahagiakan orang-orang di sekitarku, itulah yang kudapatkan selama empat tahun nyantri. Sambil menyeruput kopi teringat seorang teman angkatan yang mengatakan bahwasannya hidup itu Cuma sekali dan buatlah yang manfaat …, aku menyesali diriku sendiri mengapa aku tidak bisa diharapkan oleh orang-orang di sekitarku tapi satu yang kuingat aku harus menjadi lebih baik untuk bermanfaat di sekitarku tapi bukan untuk dimanfaatkan , komentar –komentar kuterima dengan baik, kadang aku tidak suka sehingga aku keluarkan jurus ngglibetku untuk menangkis komentar yang tidak sedap didengar olehku, memang menilai orang itu mudah tapi menilai diri sendiri itu yang sulit, sebenarnya komentar apapun itu pasti kupikirkan sebaik mungkin untuk menjadi lebih baik.
Sambil menyeruput kopi akupun teringat sebuah kisah cinta pertamaku ketika sebelum nyantri, memang di pondok tidak ada sekat untuk memikirkan hal seperti itu dan memang mustahil untuk memikirkan dan mendapatkan seorang pendamping hidup, Dia yang pernah mengisi hatiku namanya Laila Istiqomah sungguh indah namanya… dengan gayanya yang khas membawa tas dan berkerudung pink subhanaallah itulah yang kuingat pada dirinya, ketika itu aku masih duduk di bangku SMP kelas tiga, pada saat itu aku keluar bercanda dengan temanku tiba-tiba ada seorang perempuan berkerudung pink tampak dari kejauhan membawa sepedah untuk pergi pulang aku pun langsung tersentak berhenti untuk mengamatinya mulai dari ujung kepala hingga kaki dan berjalan entah itu apa dulu memang aku tidak tahu yang namanya cinta atau semacamnya kuikuti arah pulang hingga di depan rumahnya kemudian aku pulang. Esoknya pun kulakukan lagi perbuatan ku itu memang hal-hal yang bodoh, tapi aku tidak tahu ketika melihatnya hatiku berdebar kencang, kemudian aku mulai mencari informasi pada teman sekelasku tapi … gossip jelek pun mengarah padanya tapi aku tetap bertahan untuk mempertahankan pendapatku, lebih baik aku tidak tahu jelekknya untuk menjaga rasa di dalam hati  ini, selama setahun aku hanya bisa memandang dari jarak jauh dan memendam rasa, ketika itu belum sempat kungkapkan perasaanku pada dirinya. Tapi ada sebuah kesempatan untuk mengungkapakan perasaan, memang sulit untuk mengungkapkan sebuah rasa, sebuah kesempatan itu datang yang tidak disengaja, di sekolahku diadakan sebuah ujian sekolah untuk pelajaran kesenian kemudian dalam satu kelas di tugaskan untuk membentuk beberapa kelompok musik dan ternyata tak di sangka grup band kami yang terpilih untuk mewakili kelas, tapi sebelum memulai audisi/ujian sebenarnya aku tidak bisa menggunakan alat music apapun tetapi berkat temanku akupun sedikit bisa memainkan sebuah instrument musik.

Sebenarnya setelah pentas seni sekolah, aku ingin mengungkapkan perasaan ini ternyata waktu itu adalah waktu yang berbenturan dengan jadwal pertandingan tenis tingkat nasional sehingga aku hanya bisa bermain pentas seni saja, kemudian aku melanjutkan pertandingan tenisku.  Ketika di panggung dari sekian banyak siswa aku hanya melihat satu tampak kejauhan berkurudung pink dia adalah Laila istiqomah, … setelah pentas seni itu pun aku sudah tidak tahu kabarnya sehingga itu merupakan cinta pertamaku terindah,… terima kasih mengisi hati ini dengan penuh cinta. Sekarang aku akan menjadi lebih baik dari dulu dan memulai sesuatu hal yang baru entah kamu dimana tapi itu adalah kenangan yang terindah semoga kamu bahagia.  
Tak tersadar kopiku habis …  dan tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan ku dari belakang dia adalah Adi temenku pondok kemudian dia mengajakkku pergi ngaji di masjid …
 Tobe continued 
by :fahimroyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar