Cinta dan Status
Di saat ku memilihmu sebagai
pendampingku, ku pertaruhkan semuanya demi bertemu orang tuamu agar orang tuaku
tidak malu. Dengan memakai baju kemeja yang bermerk alisan, kumasukkan di dalam
celana, kupakai celana hitam, dan bersabuk bermerk boss, kupakai sepatu
pantopel yang mengkilap dengan kaos kaki hitam. Itu semua bukan penampilanku, untuk
mendapatkan sebuah status. Ku berangkat melamar pekerjaan sebagai guru. Demi
memperoleh hati orang tuamu bila ditanya sebuah pekerjaan pada orang tuamu
pikirku. Cinta butuh pekerjaan, Cinta butuh kepastian masa depan, ku sadar itu,
memang benar kalau rezeki sudah ada bahkan ditambah bila sebuah pernikahan
terjadi.
Ku berusaha yang ku bisa, karena
pekerjaan seorang pemula wirausahawan adalah pekerjaan yang tidak menjanjikan,
itu yang kupikirkan. Pernikahan tidak cukup cinta, tapi kesiapan finansial
seseorang perlu diperhitungkan, bahkan tanggung jawab lelaki lebih besar karena
dia sebagai pemimpin di dalam sebuah rumah tangga. Ku tahu kau ragu memilihku,
ku belum memiliki apa-apa bahkan untuk masa depan saja masih samar- samar,
apalagi kau adalah seorang pengajar guru apa yang harus ku banggakan kalau ku
sendiri seorang calon guru. Inilah pungguk merindukan bulan, tapi dalam sekejap
mata kau bisa mengubah diriku menjadi seperti ini, ini bukan masalah finansial
atau pun sebuah jabatan ada sebuah padi kecil yang tertanam di hati ini yang
mengubah ku seperti ini .
Dulu ku berpikir, kalau kita
berjumpa pasti tak ada rasa sama sekali karena kamu biasa tetapi ternyata kamu berbeda.
Kecantikan tampak di dalam hatimu. Sehingga membuatku menjadi semangat untuk
mencari sebuah status pekerjaan agar kau
menjadi halal bagiku. Ku bercerita pada ibukku ketika ku ingin melamarmu
sekaligus berencana melamar sebuah pekerjaan, dengan haru biru ibukku begitu
bahagia mendengar kabar gembira ini. Ibukku pun bertanya orangnya gimana dan
sebagainya kuceritakan sambil pulang kerja.
Ibukku menyetujui kabar itu dan
dengan syarat aku harus melamar pekerjaan dulu kemudian melamarnya, pada saat
ku mau melamar sebuah pekerjaan baju kemeja putih, sepatu, kaos kaki hitam,
disiapkannya hingga sepatu pantopel disikat sendiri sama ibukku, ya Allah
begitu senangnya ibukku mendengar itu. Padahal ibukku adalah seorang pemimpin
di pemerintahan, ibukku senang mendengar kalau anaknya mau menikah sekaligus
melamar pekerjaan.
Pada hari rabu kalau tidak salah
aku ditelpon ibukku untuk segera memasukkan lamaran di sekolah-sekolah, padahal
malesnya luar biasa . Tetapi ketika melihat foto bidadari setengah sinar
rembulan serasa terdapat energi positif akupun berangkat dengan berani bertemu
staf tata usaha , kemudian kutinggalkan lamaran itu tanpa jelas kapan seleksi
masuknya, selama satu bulan lamanya menunggu kepastian status pekerjaan, kamu
memilih untuk menjadi teman saja , aku mengerti kalau itu adalah sebuah
penolakan sangat halus kepada seorang pria dan akupun mengerti ketika kita beristiqoroh
bahwa keputusan ada di tangamu, akupun pasrah mendapatkan kabar itu hari-hari
seperti hujan.
Hari seperti hujanpun ku buat
berkeliling touring madiun – kediri – blitar berkali-kali agar pikiran tenang
sambil mencari sebuah montor Vespa, ketika mendekati puasa akupun mendapatkan
vespa. Sebelum bulan puasa vespaku harus kubawa di kotaku pikirku. Sepanjang
perjalanan begitu banyak saudara vespa yang menyapa bahkan aku dikawal oleh
grup vespa dari trenggalek sampai tulungagung.
Satu hari setelah mendapatkan
vespa akupun diajak oleh kakakku untuk
mengawasi proyek jalan di blitar, pulangnya kerja tiba-tiba ada nomer
aneh nomer 0342 ini berarti dari kantor atau teman proyek, oleh sebab itu
kuangkat dan ternyata dari sekolah yang telah kutinggalkan lamaran untuk
mengikuti seleksi masuk menjadi seorang guru. Bagaimana aku menjawabnya
bidadari setengah sinar rembulan sudah terlanjur menjadi teman aku pun mengiyakan
seleksi tersebut dan kulaksanakan seleksi itu hingga akupun diterima. Ku kabarkan
berita tersebut kepada ibukku begitu senangnya bahkan sampai sujut syukur, dan
ibukku bertanya kapan kita bisa berkunjung ke rumahnya ? akupun dengan kecewa
dan meminta maaf kepada ibukku kalau kita tidak lagi berhubungan hanya sebagai
teman .
Ibukku berkata “wanita butuh
kepastian masa depan itu adalah pertanyaan wajar bagi seorang wanita untuk pria
yang menjadi pendamping hidup untuk selamanya. Tetapi lebih hebat lagi kalau
wanita itu menerimamu apa adanya seperti bapak karo ibukmu yang mulai dari
nol”. Terima kasih Ibu.