Halaman

Translate

Rabu, 02 September 2015

Semoga Dipertemukan Kembali



Cinta dan Status

            Di saat ku memilihmu sebagai pendampingku, ku pertaruhkan semuanya demi bertemu orang tuamu agar orang tuaku tidak malu. Dengan memakai baju kemeja yang bermerk alisan, kumasukkan di dalam celana, kupakai celana hitam, dan bersabuk bermerk boss, kupakai sepatu pantopel yang mengkilap dengan kaos kaki hitam. Itu semua bukan penampilanku, untuk mendapatkan sebuah status. Ku berangkat melamar pekerjaan sebagai guru. Demi memperoleh hati orang tuamu bila ditanya sebuah pekerjaan pada orang tuamu pikirku. Cinta butuh pekerjaan, Cinta butuh kepastian masa depan, ku sadar itu, memang benar kalau rezeki sudah ada bahkan ditambah bila sebuah pernikahan terjadi. 

            Ku berusaha yang ku bisa, karena pekerjaan seorang pemula wirausahawan adalah pekerjaan yang tidak menjanjikan, itu yang kupikirkan. Pernikahan tidak cukup cinta, tapi kesiapan finansial seseorang perlu diperhitungkan, bahkan tanggung jawab lelaki lebih besar karena dia sebagai pemimpin di dalam sebuah rumah tangga. Ku tahu kau ragu memilihku, ku belum memiliki apa-apa bahkan untuk masa depan saja masih samar- samar, apalagi kau adalah seorang pengajar guru apa yang harus ku banggakan kalau ku sendiri seorang calon guru. Inilah pungguk merindukan bulan, tapi dalam sekejap mata kau bisa mengubah diriku menjadi seperti ini, ini bukan masalah finansial atau pun sebuah jabatan ada sebuah padi kecil yang tertanam di hati ini yang mengubah ku seperti ini . 

             Dulu ku berpikir, kalau kita berjumpa pasti tak ada rasa sama sekali karena kamu biasa tetapi ternyata kamu berbeda. Kecantikan tampak di dalam hatimu. Sehingga membuatku menjadi semangat untuk mencari sebuah status pekerjaan agar kau  menjadi halal bagiku. Ku bercerita pada ibukku ketika ku ingin melamarmu sekaligus berencana melamar sebuah pekerjaan, dengan haru biru ibukku begitu bahagia mendengar kabar gembira ini. Ibukku pun bertanya orangnya gimana dan sebagainya kuceritakan sambil pulang kerja.

                Ibukku menyetujui kabar itu dan dengan syarat aku harus melamar pekerjaan dulu kemudian melamarnya, pada saat ku mau melamar sebuah pekerjaan baju kemeja putih, sepatu, kaos kaki hitam, disiapkannya hingga sepatu pantopel disikat sendiri sama ibukku, ya Allah begitu senangnya ibukku mendengar itu. Padahal ibukku adalah seorang pemimpin di pemerintahan, ibukku senang mendengar kalau anaknya mau menikah sekaligus melamar pekerjaan. 

                 Pada hari rabu kalau tidak salah aku ditelpon ibukku untuk segera memasukkan lamaran di sekolah-sekolah, padahal malesnya luar biasa . Tetapi ketika melihat foto bidadari setengah sinar rembulan serasa terdapat energi positif akupun berangkat dengan berani bertemu staf tata usaha , kemudian kutinggalkan lamaran itu tanpa jelas kapan seleksi masuknya, selama satu bulan lamanya menunggu kepastian status pekerjaan, kamu memilih untuk menjadi teman saja , aku mengerti kalau itu adalah sebuah penolakan sangat halus kepada seorang pria dan akupun mengerti ketika kita beristiqoroh bahwa keputusan ada di tangamu, akupun pasrah mendapatkan kabar itu hari-hari seperti hujan. 

                Hari seperti hujanpun ku buat berkeliling touring madiun – kediri – blitar berkali-kali agar pikiran tenang sambil mencari sebuah montor Vespa, ketika mendekati puasa akupun mendapatkan vespa. Sebelum bulan puasa vespaku harus kubawa di kotaku pikirku. Sepanjang perjalanan begitu banyak saudara vespa yang menyapa bahkan aku dikawal oleh grup vespa dari trenggalek sampai tulungagung. 

                 Satu hari setelah mendapatkan vespa akupun diajak oleh kakakku untuk  mengawasi proyek jalan di blitar, pulangnya kerja tiba-tiba ada nomer aneh nomer 0342 ini berarti dari kantor atau teman proyek, oleh sebab itu kuangkat dan ternyata dari sekolah yang telah kutinggalkan lamaran untuk mengikuti seleksi masuk menjadi seorang guru. Bagaimana aku menjawabnya bidadari setengah sinar rembulan sudah terlanjur menjadi teman aku pun mengiyakan seleksi tersebut dan kulaksanakan seleksi itu hingga akupun diterima. Ku kabarkan berita tersebut kepada ibukku begitu senangnya bahkan sampai sujut syukur, dan ibukku bertanya kapan kita bisa berkunjung ke rumahnya ? akupun dengan kecewa dan meminta maaf kepada ibukku kalau kita tidak lagi berhubungan hanya sebagai teman . 

                 Ibukku berkata “wanita butuh kepastian masa depan itu adalah pertanyaan wajar bagi seorang wanita untuk pria yang menjadi pendamping hidup untuk selamanya. Tetapi lebih hebat lagi kalau wanita itu menerimamu apa adanya seperti bapak karo ibukmu yang mulai dari nol”. Terima kasih Ibu.